![]() |
| Suasana seminar literasi yang diadakan oleh FSPG di Rumah Kedelai Grobogan (RKG) pada Minggu (21/4/2019). |
Penulisgrobogan.com | Forum Silaturahmi Penulis Grobogan (FSPG) menggelar Seminar Literasi bertema “Membangun Generasi Cerdas dengan Tradisi Menulis” di aula Rumah Kedelai Grobogan (RKG) Jalan Raya Purwodadi-Solo Km. 5 Krangganharjo, Toroh pada Minggu (21/4/2019). Seminar dihadiri lebih dari seratus peserta yang sebagian besar dari kalangan guru, pelajar, dan mahasiswa.
Koordinator
panitia seminar, Istikomah menyatakan, seminar diadakan dalam upaya mendorong
pembudayaan tradisi menulis di kalangan generasi muda, sehingga diharapkan
mereka nantinya dapat menjadi generasi penerus yang cerdas dan berkarakter di
masa mendatang.
Selain itu,
seminar diadakan dalam rangka peluncuran tiga buah buku karya para penulis
Grobogan. Tiga buku tersebut adalah Perjalanan Diksi (Sehimpun Puisi
2013-2018); Grobogan I’m in Love (Sehimpun Cerpen Tentang Grobogan), dan
Puspawarna Gurit Pangimpen (Antologi Geguritan Penulis Grobogan).
Acara
peluncuran dirangkai dengan seminar yang menghadirkan tiga narasumber, yaitu
Dr. Tirto Suwondo, M.Hum (Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah), Badiatul Muchlisin
Asti (Direktur Hanum Publisher), dan Sri Penny AH, M.Pd (penyair).
![]() |
| Peluncurah tiga buah buku karya penulis Grobogan yang dirangkai dengan acara seminar literasi. |
Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah Tirto Suwondo dalam pemaparannya menyatakan, dalam tinjauan filsafat eksistensialis, menulis merupakan wujud keberadaan seseorang. “Aku menulis, maka aku ada”. Maka, menulis merupakan jalan untuk mengabadikan ide dan pemikiran seseorang.
Untuk menjadi
seorang penulis, menurut Tirto, syaratnya ada dua, yaitu rajin membaca dan
rajin berlatih. Rajin membaca saja, bila tanpa diikuti latihan menulis, maka
seseorang tidak akan pernah bisa menjadi penulis. Sebaliknya, rajin berlatih
tanpa mau membaca, maka tulisannya akan hambar dan tidak berkualitas.
Sementara itu
Badiatul Muchlisin Asti dalam paparannya menyatakan, menulis merupakan kegiatan
yang kompleks. Kegiatan menulis setidaknya mengandung enam nilai, meliputi:
kecerdasan, edukasi, psikologi, sosial, finansial, dan filosofi.
![]() |
| Kepala Balai Bahasa Kalimantan Selatan, Imam Budi Utomo, ikut hadir dalam seminar literasi yang digelar oleh FSPG. |
Menurut Asti, seorang penulis akan berjibaku dengan referensi dan nalar kritis, sehingga hal itu akan membuatnya semakin cerdas dan memiliki kekayaan perspektif dalam memandang kehidupan.
“Boleh jadi,
menulis tidak serta merta membuat orang menjadi kaya secara finansial, namun
yang pasti menulis dan berkarya tulis akan membuat kehidupan seseorang lebih
bermakna,” jelas Asti yang juga Ketua Umum FSPG.
Selain diikuti ratusan peserta, seminar juga dihadiri Kepala Balai
Bahasa Kalimantan Selatan, Imam Budi Utomo. Seminar juga dimeriahkan dengan
pembacaan sajak dan gegutitan dari penggiat FSPG. (bma)



Social Footer