Sekilas Info

FSPG Usung Literasi Kearifan Lokal

Ketua FSPG Badiatul Muchlisin Asti (tengah) saat menyampaikan mjateri tentang budaya lokal dalam sebuah novel pada Senin (21/7/2019) di Soybean Resto, Toroh.

Penulisgrobogan.com | Grobogan termasuk daerah yang kaya akan khazanah kearifan lokal atau local wisdom, baik dalam bidang sejarah, budaya, maupun kuliner tradisional. Oleh karena itu, Forum Silaturahmi Penulis Grobogan (FSPG) siap mengusung literasi kearifan lokal dalam berkarya. Bentuknya adalah memasukkan beragam kearifan lokal Grobogan dalam karya-karya seperti puisi, cerpen, dan novel. Sehingga kekayaan kearifan lokal Grobogan dapat lebih dikenal lagi.

Demikian dikatakan Ketua Umum FSPG Badiatul Muchlisin Asti dalam acara Silturahmi Literasi, Peluncuran Buku “Jurus Jitu Mengarang Novel Bermutu” dan Seminar “Mengangkat Budaya Kearifan Lokal dalam Sebuah Novel” yang diselenggarakan oleh FSPG kekerja sama dengan Hanum Publisher pada Senin (21/7/2019) di Soybean Resto, Jalan Raya Purwodadi-Solo KM. 5 Krangganharjo, Toroh. Acara dihadiri sejumlah pegiat literasi dan perwakilan dari berbagai komunitas di Grobogan.

Penulis buku "Jurus Jitu Mengarang Novel Bermutu", Wiwit Prasetyo, menyerahkan buku karyanya kepada Ketua FSPG Badiatul Muchlisin Asti dalam peluncuran bukunya di Soybean Resto.

Menurut Badiatul Muchlisin Asti, saat ini belum banyak karya penulis Grobogan yang mengangkat tentang berbagai kekayaan budaya dan kearifan lokal Kabupaten Grobogan. Sehingga terjadi kekosongan referensi terkait Grobogan, termasuk dalam bentuk buku. Oleh karena itu, FSPG akan mendorong penciptaan karya yang mengangkat khazanah yang ada di Kabupaten Grobogan, terutama dalam bentuk buku.

Selain Badiatul Muchlisin Asti, tampil sebagai pembicara dalam acara tersebut adalah Teguh Santoso, M.Hum, Dosen Universitas Ngudi Waluyo Semarang yang juga penulis buku Kiai Ageng Selo Sang Penakluk Petir; dan Wiwit Prasetyo, penulis buku Jurus Jitu Mengarang Novel Bermutu yang juga penulis lebih dari 25 novel bertema religi, pendidikan, dan sejarah.

Wiwid Prasetyo yang bukunya di-launching dalam acara tersebut menyatakan, budaya kearifan lokal bisa dijadikan sebagai setting atau latar peristiwa maupun penggambaran suasana dalam sebuah cerpen atau novel.  Jika kita melihat definisi budaya, ada yang berupa perilaku, sikap, atau pemikiran, ikon, atau produk-produk lokal, maka itu bisa dimasukkan dalam unsur cerpen atau novel kita,” jelas alumni Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang itu.

Selain peluncuran buku Jurus Jitu Mengarang Novel Bermutu karya Wiwid Prasetyo yang diterbitkan oleh Hanum Publisher, acara juga dimeriahkan dengan parade pembacaan puisi bertema Grobogan oleh sejumlah pensyair Grobogan. Sekretaris FSPG Istikomah menyatakan, pihaknya akan sering mengadakan even-even literasi seperti ini untuk mendorong produktivitas penulis Grobogan dalam berkarya. (bma)

0 Komentar

Type and hit Enter to search

Close